Selasa, 09 Desember 2014

ANALISIS UNIT COST & BREAK EVENT POINT


Pengertian Unit Cost

Unit cost adalah biaya per unit produk, yang secara sistematis dapat didefinisikan sebagai nilai pembagian antara total cost yang dibutuhkan dengan jumlah unit produk (barang atau jasa) yang dihasilkan.
Manfaat dari unit cost adalah:


Membantu manajemen dalam menilai dan meninjau positioning biaya terhadap suatu biaya yang dikeluarkan di masa depan.
Memberi masukan atau acuan dalam mengusulkan tariff baru berdasarkan perhitungan biaya perunit.

Pengertian Break Event Point

Break Event Point adalah titik impas dimana keadaan jumlah pendapatan dan biaya sama atau seimbang sehingga tidak terdapat keuntungan atau kegiatan.
Break Event Point (BEP) memerlukan komponen penghitungan dasar yaitu:


Fixed Cost. Komponen ini merupakan biaya yang tetap atau konstan jika adanya tindakan produksi atau meskipun perusahaan tidak berproduksi. Contoh biaya ini yiatu biaya tenaga kerja, biaya penyusutan mesin.
Variabel Cost. Komponen ini merupakan biaya per unit yang sifatnya dinamis tergantung dari tindakan volume produksinya. Jika produksi yang direncanakan meningkat berarti variabel cost pasti akan meningkat. Contoh biaya ini yaitu biaya bahan baku dan biaya listrik.
Selling Price. Komponen ini adalah harga jual per unit barang atau jasa yang telah diproduksi.

Rumus yang digunakan untuk menganalisis BEP ini terdiri dari dua macam sebagai berikut:


Dasar Unit. Berapa unit jumlah barang atau jasa yang harus dihasilkan untuk mendapatkan titik impas : BEP = FC/ (P-VC)
Dasar Penjualan. Berapa rupiah nilai penjualan yang harus diterima untuk mendapatkan titik impas : FC/ ( 1- (VC/P)) *penghitungan (1- (VC/P)) biasa juga disebut dengan istilah Margin Kontribusi Per Unit. 

Contoh : Total biaya tetap senilai Rp. 100 juta
Total biaya variabel per unit senilai Rp. 60 ribu
Harga jual barang per unit senilai Rp. 80 ribu 

Penghitungan BEP Unit
BEP = FC/ (P – VC)
BEP = 100.000.000/ ( 80.000 – 60.000)
BEP = Rp 5000 

Penghitungan BEP Rupiah
BEP = FC/ (1 – (VC/P))
BEP = 100.000.000/ (1 – (60.000/80.000))
BEP = Rp. 400.000.000 

Dari analisis inilah perusahaan dapat meramalkan keuntungan yang dapat diperoleh (target laba) berdasarkan berapa penjualan minumnya. Adapun rumus untuk menghitung target ini sebagai berikut:
BEP – Laba = (FC + Target Laba)/ (P – VC)
Menghitung target laba ini, FC, VC, dan P yang sama dengan contoh sebelumnya, perusahaan ini menargetkan laba sebesar RP 80 juta per bulan. 
BEP – Laba = (FC + target Laba) / (P – VC)
BEP – Laba = ( 100.000.000 + 80.000.000) / (80.000 – 60.000)
BEP – Laba = 180.000.000 / 20.000
BEP – Laba = 9.000 unit
BEP – Laba = Rp. 720 juta ( 9.000 unit x Rp. 80.000)
Untuk membuktikan bahwa dengan menjual 9.000 unit perusahaan akan perusahaan akan mendapatkan laba sebesar Rp. 720 juta.

Pengertian Biaya Tetap

Biaya tetap adalah biaya yang tidak dapat berubah selama periode tertentu, tetapi dapat berubah secara total dengan kondisi perubahan yang besar dari sebuah aktivitas atau volume. Biaya yang tidak berubah jumlahnya walaupun kegiatan bisnis meningkat atau menurun. Meskipun beberapa jenis biaya tampak tetap, namun dalam jangka panjang semua biaya adalah variabel. Jika semua kegitan menurun sampai nol dan tidak ada prospek bagi kegiatan tersebut untuk meningkat, perusahaan akan melakukan likuidasi dengan demikian perusahaan menghindari semua biaya. Jika kegiatan diharapkan meningkat samapi melebihi kapasitas yang ada saat ini, biaya tetap harus ditingkatkan untuk mengimbangi kelebihan volume tersebut.

Biaya Variabel

Biaya variabel adalah jenis biaya yang dapat difungsikan untuk melengkapi biaya tetap dan bersifat dinamis. Ia mengikuti banyaknya jumlah unit yang diproduksinya ataupun banyaknya aktiftas yang dilakukan. Pada biaya ini, jumlah yang akan kita keluarkan per unit atau per aktivitas berjumlah tetap sedangkan untuk biaya secara total jumlahnya akan menyesuaikan dengan banyaknya jumlah unit yang akan diproduksi ataupun jumlah aktivitas yang dilakukan.

Contoh : biaya sks yang merupakan biaya variabel, yang besar jumlahnya tergantung pada jumlah sks yang kita ambil x biaya per sks yang telah ditetapkan.

Menghitung Unit Cost

Diketahui bahwa perusahaan ABC bergerak dibidang garment, dimana setiap bulannya biaya total cost adalah 50 juta dan perusahaan juga memiliki biaya output yang dikeluarkan oleh perusahaan. Jadi biaya total output yang dikeluarkan perusahaan adalah 25 juta. Bagaimanakah cara penghitungan unit cost pada perusahaan ABC tersebut?
Jawaban :
Diketahui: Biaya total cost : 50 juta
Biaya total output : 25 juta
Ditanya : Unit Cost?
Jawaban : Unit Cost = TC / TO
= 50.000.000 / 25.000.000
= 25.000.000

Menghitung Break Event Point

Diketahui bahwa perusahaan XYZ bergerak di bidang garment, dimana setiap bulan biaya yang dikeluarkan perusahaan tersebut adalah 50 juta dan untuk biaya variabel per unit barang di perusahaan tersebut adalah 4 juta dan harga jual per unit barangnya adalah 5 juta. Dan kapasitas produksi maksimal 1 juta.
Bagaimanakah cara perhitungan break even point dari perusahaan tersebut?

Jawaban :

BEP (Q) = FC/ P – V
= 50.000.000 / 5.000.000 - 4.000.000
= 50 unit
Atau
P – V = contribution margin = 5.000.000 – 4.000.000 = 1.000.000
BEP (Q) = FC / Contribution margin
= 50.000.000 / 1.000.000
= 50 unit
BEP (P) berdasarkan harga penjualan rupiah
= FC / 1 – TVC / S
KET :
Sales (S) atau volume penjualan = P x Q = 5.000.000 x 1.000.000 = 5.000.000
Total variabel cost (TVC) = VC x Q = 4.000.000 x 1.000.000 = 4.000.000
BEP (Rp) = FC/(1 – (VC/P))
= 50.000.000 / (1 – (4.000.000 / 5.000.000))
= 250.000.000
BEP (Q) = BEP (RP) / P
= 250.000.000 / 5.000.000
= 50
Contribution margin ratio atau contribution to fixed cost 
= 1 – 4.000.000 / 5.000.000 = 0,2
Setiap perubahan penjualan akan menyebabkan setiap perubah fixed cost 0,6 atau 60%.

Peranan Unit Cost dan Analisis Break Event Point dalam Keuangan Pendidikan

Satuan biaya pendidikan merupakan biaya rata-rata yang dikeluarkan untuk melaksanakan pendidikan di sekolah per muridtahun anggaran. Satuan biaya ini merupakan fungsi dari besarnya pengeluaran sekolah serta banyaknya murid sekolah ( Fattah, 2000:27). Dana merupakan salah satu sumber daya yang secara langsung menunjang efektivitas dan efisiensi peneglolaan pendidikan. Hal tersebut lebih terasa lagi dalamnya implementasi manajamen berbasis sekolah, yang menuntut kemampuan sekolah untuk merencankaan, melaksanakan dan mengevaluasi serta mempertanggung jawabkan pengelolaan dana secara transparan. Dalam penyelenggaraan pendidikan sumber dana ini merupakan potensi yang sangat menentukan dan merupakan baguan yang tak terpisahkan dalam kajian pengelolaan pendidikan.

Jenis-jenis biaya pendidikan ini ditanggung oleh orang tua siswa baik yang langsung dibayarkan kepada sekolah maupun yang dibelanjakan sendiri oleh siswa sangat perlu untuk diketahui oleh pengelola sekolah. Hal ini penting untuk diketahui dalam rangka menentukan kebijakan yang lebih operasioanl tentang pembiayaan pendidikan pada tingkat sekolah. Apabila jumlah pengeluaran siswa untuk masing-masing komponen dapat diketahui, maka dalam rangka mengurangi beban keluarga miskin pemerintah dapat menetapkan komponen-komponen tersebut yang dapat disubsidi dan untuk berapa banyak subsidi tersebut dapat diberikan. (Supriado, 2003:125). Manfaat dengan diadakan ini agar sekolah dapat mengetahui pengaruh biaya yang dikeluarkan oleh orang tua siswa baik yang langsung maupun yang tidak langsung dibayarkan kepada sekolah terhadap prestasi belajar siswa. Biaya pendidikan yang selalu naik, dengan perhitungan pembiayaan dalam satuan Unit Cost = biaya. Tinjauan unit cost ini data bermacam-macam menurut luasnya faktor yang diperhitungkan. Unit cost lengkap adalah perhitungan unit cost berdasarkan fasilitas yang dikeluarkan untuk penyelenggaran pendidikan seperti gedung, halaman sekolah, lapangan, gaji guru, gaji personil, pembiayaan bahan dan alat dihitung secara keseluruhan program baik yang tergolong dalam kurikulum yang ekstra kurikuler.

Adapun tarif UKT berada disetiap prodi karena disesuaikan dengan kebutuhan prodi masing-masing. Dalam hal ini pihak universitas menyerahkan sepenuhnya kepada prodi dalam hal penentuan tarif UKT dengan alasan pihak prodi lah yang lebih mengetahui kebutuahan mahasiswa. Jika suatu prodi memiliki jumlah praktikum yang banyak maka tariff UKT pun lebih tinggi karena biaya yang dibutuhkan untuk kegiatan praktikum, sebaliknya apabila prodi tidak memiliki praktikum maka tariff UKT lebih murah.

Penentuan tariff UKT telah melalui proses perhitungan yang matang. Semua angka biaya sudah melalui proses audit. Penentuan tariff UKT diawali dengan menghitung unit cost. Penghitungan unit cist berlaku sama di setiap perguruan tinggi. Yang mendapatkan Bantuan Operasioanal Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) bukanlah dana yang dijadikan pemasukan (input) tetapi justru dijadikan sebagai pengurangan.Jadi, UKT diperoleh dari unit cost yang dikurangi pembiayaan pemerintah dan BOPTN.

Unit Cost = biaya langsung + biaya tidak lansung
UKT = Unit Cost – pembiayaan dari pemerintah – BOPTN

Unit cost setengah lengkap adalah cara memperhitungkan biaya kebutuhan bahan dan alat yang berangsur-angsur habis walaupun jangka waktu yang berbeda. Kapur tulis misalnya tidak seimbang jangka waktu habisnya jika dibandingkan dengan meja dan kursi yang dipakai siswa. Dalam perhitungan ini unit cost setengah lengkap ini masih dipersoalkan kedudukan biaya personil dan barang-barang yang secara tidak langsung berhubungan dengan siswa

Unit cost sempit adalah unit cost yang diperlukan hanya untuk memperhitungkan biaya langsung berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar menyangkut buku, alat pelajaran dan alat peraga. Dengan memperhitungkan unit cost ini maka dapat diketahui manakah diantara bidang-bidang pelajaran yang diberikan di sekolah yang paling mahal unit costnya.

Selasa, 02 Desember 2014

PENJUALAN JASA PENDIDIKAN

A. HARGA POKOK PENJUALAN

Pada dasarnya Harga Pokok Penjualan menurut Lie Dharma Putra adalah segala costyang timbul dalam rangka membuat suatu produk menjadi siap untuk dijual. Atau dengan kalimat lain, harga pokok penjualan adalah cost yang terlibat dalam proses pembuatan barang atau yang bisa dihubungkan langsung dengan proses yang membawa barang dagangan siap untuk dijual.
Yang dimaksud dengan harga pokok penjualan adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang yang di jual atau harga perolehan dari barang yang dijual. HPP muncul pada laporan laba rugi sebagai komponen utama dari biaya operasi. HPP juga disebut sebagai biaya penjualan. Ada dua manfaat dari harga pokok penjualan, yaitu:
1. Sebagai patokan untuk menentukan harga jual.
2. Untuk mengetahui laba yang diinginkan perusahaan. Apabila harga jual lebih besar dari harga pokok penjualan maka akan diperoleh laba, dan sebaliknya apabila harga jual lebih rendah dari harga pokok penjualan akan diperoleh kerugian.

Dalam metode periodik, catatan persediaan tidak memperlihatkan jumlah tersedia untuk dijual atau jumlah barang terjual selama periode. Untuk itu banyak perusahaan lebih menggunakan metode perpetual. Dengan metode ini, persediaan barang dagang dan harga pokok penjualan dibuat perkiraan tersendiri. Setiap pembelian dan penjualan barang dagang langsung diakui pada perkiraan persediaan barang dagang dan perkiraan harga pokok penjualan. Sehingga jumlah barang dagang tersedia untuk dijual dan jumlah terjual terus-menerus diungkapkan dalam catatan ini. Perkembangan teknologi telah banyak membantu dalam penerapan metode perpetual. Setiap jenis produk diberi kode produk dengan bar code (kode bergaris vertikal) yang akan dibaca pemindai optik dan secara otomatis, komputer akan mencatat transaksi penjualan, mendebit perkiraan harga pokok penjualan, dan meng­kredit perkiraan persediaan

Perhitungan Harga Pokok Penjualan

Harga pokok penjualan (HPP) = persediaan awal + pembelian bersih - persediaan akhir

Berikut adalah bagan alur perhitungan yang saya buat sedemikian rupa sehingga menjadi lebih sederhana dan mudah dipahami:



Penjelasan:
Dari bagan di atas jelas terlihat bahwa, alur penghitungan “Harga Pokok Penjualan” perusahaan manufaktur melalui 4 tahapan, mengikuti alur produksi, yang terdiri dari:
Tahap-1. Perhitungan “Bahan Baku Yang Digunakan”
Tahap-2. Perhitungan “Total Biaya Produksi”
Tahap-3. Perhitungan “Harga Pokok Produksi”
Tahap-4. Pergitungan “Harga Pokok Penjualan”

B. PENDIDIKAN SEBAGAI USAHA BIDANG JASA
Jasa adalah meliputi segenap kegiatan ekonomi yang mengasilkan output (keluaran) berupa produk atau konstruksi (hasil karya) non fisik, yang lazimnya dikonsumsi pada saat diproduksi dan memberi nilai tambah pada bentuk (form) seperti kepraktisan, kecocokan, kepastian, kenyamanan dan kesehatan, yang pada intinya menerik citra jasa pada pembeli pertama.

Sementara itu, jasa pendidikan merupakan jasa yang bersifat kompleks karena bersifat padat karya dan padat modal. Artinya dibutuhkan banyak tenaga kerja yang memiliki skillkhusus dalam bidang pendidikan dan padat modal karena membutuhkan infrastruktur (peralatan) yang lengkap dan harganya cukup mahal.
  • Pendidikan Melindungi Siswa sebagai Konsumen
Kalangan pendidikan, baik itu pengelola sekolah, kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan lainnya, sangat dinanti-nantikan untuk segera paham UU nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Sebagai lembaga pengelola jasa pendidikan, siswa merupakan konsumen yang perlu dilindungi sehingga terdapat kenyamanan dalam belajar. Dalam Undang – Undang perlindungan konsumen itu yang dimaksud dengan:

1. Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberikan perlindungan kepada konsumen.
2. Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.
3. Pelaku usaha adalah setiap orang perseorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hokum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum Negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama–sama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi.

Lembaga pendidikan yang ada sekarang di Indonesia ini, sebagian besar, memanfaatkan keberlangsungannya dengan berorientasi pada imbal jasa. Siswa atau mahasiswa membayar atas ilmu yang diterimanya. Siswa sebagai konsumen dan lembaga pendidikan sebagai pelaku usaha.

  • Jenis Pengeluaran Secara Umum yang Masuk Dalam HPP
a. Perusahaan Jasa

1. Pengeluaran untuk pemeliharaan peralatan kerja yang dipergunakan untuk menghasilkan jasa
2. Pengeluaran yang berpengaruh langsung terhadap jasa yang dihasilkan
3. Gaji pegawai tak tetap yang terlibat langsung dalam proses menghasilkan jasa, termasuk upah lemburnya jika ada

b. Perusahaan dagang:
1. Pembelian barang dagangan
2. Pengeluaran untuk aktivitas pengemasan barang
3. Pengeluaran untuk perawatan alat yang dipergunakan untuk aktivitas pengemasan barang
4. Pengeluaran untuk aktivitas pengiriman barang
5. Pengeluaran untuk perawatan kendaraan yang dipakai mengirim barang (termasuk bahan bakarnya)
6. Gaji pegawai tak tetap yang terlibat langsung dalam proses pengemasan dan pengiriman barang, termasuk upah lemburnya jika ada
7. Penyusutan bangunan gudang penyimpanan dan proses pengemasan barang
c. Perusahaan manufaktur (pabrik):
1. Penggunaan bahan baku
2. Penggunaan bahan penolong dan pembantu
3. Gaji pegawai tak tetap yang terlibat dalam proses produksi, pengemasan hingga pengiriman barang.
4. Pengeluaran yang terkait dengan mesin, peralatan produksi, angkutan produksi, peralatan pengemas dan pengiriman barang.
5. Listrik, bahan bakar, dan air yang dipergunakan di produksi hingga pengemasan barang.
6. Penyusutan bangunan pabrik, pengemasan barang, dan gudang penyimpanan barang jadi.
7. Penyusutan mesin dan peralatan mulai dari produksi hingga pengiriman barang
8. Penyusutan kendaraan yang dipergunakan untuk aktivitas produksi dan pengiriman barang.

  • Proyeksi Penjualan 
Proyeksi atau perkiraan jumlah penjualan produk pada masa yang akan datang merupakan bagian kegiatan menyususn rencana penjualan. Penyusunan rencana penjualan pada tahun mendatang disebut sales forecasting, sedangkan jumlah penjualan produk yang direncanakan disebut sales forecast. Proyeksi jumlah penjualan merupakan tumpuan rencana strategis. Proyeksi penjualan merupakan salah satu pegangan untuk merencanakan berbagai kegiatan manajemen.

Proyeksi penjualan merupakan bahan masukan untuk menyusun jadwal produksi dan proyeksi penjualan digunakan sebagai bahan masukan bagi pimpinan untuk mengevaluasi jumlah, sarana produksi, anggaran penjualan dan kualifikasi tim penjualan apakah sudah cukup memadai.

Bahan pertimbangan sebelum menyusun suatu proyeksi penjualan terlebih dahulu menilai :
Internal factors terdiri dari faktor pengaruh dan tujuan usaha perusahaan
External factors yaitu perkembangan lingkungan eksternal perusahaan, seperti, perkembangan ekonomi, moneter, kehidupan sosial, teknologi, konsumen sasaran, persaingan pasar, pembangunan infrastruktur publik dan kondisi alam.

Prosedur penyusunan proyeksi jumlah penjualan menurut Douglas J. Dalrymple, adalah:
Memperkirakan potensi permintaan pasar (estimating market potential).
Memilih metode proyeksi yang akan dipergunakan (selecting forecasting methods).
Menyususn proyeksi jumlah penjualan (set up sales forecast).

Sebagai bahan masukan menyusun proyeksi penjualan diperlukan dua sumber data utama, yaitu:
Sumber data internal perusahaan, meliputi: data jumlah penjualan masa lampau, data jumlah penjualan tiap daerah pemasaran, data jumlah penjualan bulanan atau tahunan, data jumlah penjualan tiap kelompok jalur distribusi, data jumlah penjualan bahan baku dan barang jadi, dan strategi pemasaran di masa yang akan datang.
Sumber data eksternal perusahaan, meliputi semua faktor lingkungan eksternal perusahaan.

Semua perencanaan keuangan membutuhkan proyeksi penjualan karena penjualan merupakan titik awal aktivitas perusahaan. Setiap perusahaan memiliki sensifitas berbeda terhadap perubahan lingkungan yang terjadi. Tidak ada pengetahuan yang sempurna untuk memastikan jumlah penjualan di masa mendatang karena dipengaruhi oleh:
- ketidakpastian ekonomi
- pola konsumsi masyarakat yang terkadang berubah
- perkembangan teknologi
- perubahan regulasi (pengendalian perilaku manusia atau masyarakat dengan aturan atau pembatasan)
Sumber data yang digunakan untuk melakukan proyeksi penjualan:
  • Laporan keuangan
  • Neraca
  • Laporan laba rugi
  • Arus kas
  • Catatan atas laporan keuangan
  • Catatan atas laporan keuangan
  • Kondisi konsumen dan pasar secara umum, kondisi budaya/tradisi – asumsi
  • Kondisi makro ekonomi – asumsi
  • Regulasi
  • Target jangka pendek dan jangka panjang perusahaan secara spesifik.

Variabel-variabel yang diperhitungkan proyeksi penjualan adalah:
  • Proyeksi harga jual
  • Proyeksi volume penjualan / produksi
  • Rasio rata-rata piutang
  • Rasio rata-rata inventori
Membuat Proyeksi Penjualan:
  • Langkah 1: Mengembangkan profil pelanggan dan menentukan tren dalam industri.
Membuat beberapa asumsi dasar tentang pelanggan di pasar sasaran Anda. Orang-orang bisnis yang berpengalaman akan memberitahu Anda bahwa aturan praktis yang baik adalah bahwa 20% dari pelanggan Anda menghasilkan 80% dari penjualan Anda. Jika Anda dapat mengidentifikasi ini 20% Anda dapat mulai untuk mengembangkan profil pasar utama Anda.
Profil pelanggan misalnya laki-laki, usia 20-34, dari kalangan menengah, yang berhubungan dengan jenis bisnis Anda.
  • Langkah 2: Menetapkan ukuran perkiraan dan lokasi perdagangan yang direncanakan.
Gunakan statistik yang tersedia untuk menentukan karakteristik umum daerah ini. Gunakan sumber-sumber lokal untuk menentukan karakteristik unik tentang kawasan perdagangan Anda. Seberapa jauh jarak konsumen mencapai tempat Anda? Di mana Anda berniat untuk mendistribusikan atau mempromosikan produk Anda? Memperkirakan jumlah individu atau rumah tangga dapat dilakukan dengan sedikit kesulitan menggunakan statistik data sensus. Statistik survei pengeluaran keluarga dapat mengidentifikasi apa rumah tangga rata-rata menghabiskan barang dan jasa.
  • Langkah 3: Membuat daftar pesaing Anda.
Pelajari mengenai jasa atau produk yang ditawarkan pesaing Anda. Jika memungkinkan, berbicara dengan pelanggan dan staf penjualan.
  • Langkah 4: Gunakan penelitian untuk memperkirakan penjualan Anda secara bulanan untuk tahun pertama Anda.
Dasar perkiraan penjualan Anda dapat menjadi penjualan bulanan rata-rata operasi pesaing berukuran sama itu yang beroperasi di pasar yang sama. Tentukan di mana kelebihan Anda dan putuskan rencana Anda. Apakah Anda menawarkan lokasi yang lebih baik, kenyamanan, harga yang lebih baik, jam kemudian, kualitas yang lebih baik, layanan yang lebih baik? Pertimbangkan populasi dan pertumbuhan ekonomi di kawasan perdagangan Anda. Menggunakan penelitian Anda, membuat tebakan pada pangsa pasar Anda. Jika memungkinkan, mengungkapkan hal ini karena jumlah pelanggan yang Anda dapat berharap untuk menarik. Siapkan perkiraan penjualan dari bulan ke bulan. Pastikan untuk menilai bagaimana musiman bisnis Anda dan mempertimbangkan start up bulan